BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

                Kehidupan anak-anak sering berkaitan dengan permainan sebagai aktivitas sehari-hari.Kenyataan ini merupakan hal yang wajar atau fitri. Anak menurut fitrahnya, sejak kecil cenderung untuk bermain. Kecenderungan untuk bermain itu adalah umum pada semua manusia.

    Hal ini tentu dapat kita katakan, bahwa manusia pada dasarnya mempunyai kecenderungan untuk bermain tanpa memperhatikan jenis permainan yang sesuai dengan usianya. Hal ini sangat penting bagi kita sebagai orang tua untuk mengetahui  jenis-jenis permainan yang sesuai dengan usia perkembangan anak.

    Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

    Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi sampai balita merupakan hal yang sangat penting. Maka dari itu penyusun akan menjelaskan tentang tahap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan balita umur 1-3 tahun.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian perkembangan?

2.      Apa saja factor yang mempengaruhi perkembangan anak?

3.      Bagaimana Perkembangan Anak dari umur 0 sampai 3 tahun ?

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.     Definisi Perkembangan

    Secara singkat, perekembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of development). (McLeod, 1989).

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya.

Selanjutnya, Dictionary of pyscology di atas secara lebih jelas merinci pengertian perkembangan sebagai berikut:

a.       The progressive and continous change in the organism from birth to death, perkembangan itu merupakan perubahan yang perogresif dan terus-menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.

b.      Growth, perkembangan itu berarti pertumbuhan.

c.   Change in the shape and integration of bodily parts into function parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah kedalam bagian-bagian yang fungsional.

d.   Maturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penyusun berkesimpulan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.

 

B.        Faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

    Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan

    Sedangkan menurut Depkes RI, pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh.

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :

1. Faktor Genetik

    Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya. Melalui genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.

2. Faktor Lingkungan

    Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan tempat anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan ”bio-fisiko-psiko-sosial” yang memepengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

      Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :

a.       Faktor yang memepengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal)

b.  Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal).

Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :

- Lingkungan biologis

Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.

- Faktor fisik

Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah baik dari struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian, serta radiasi.

- Faktor psikososial

Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak, selain itu motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar merupakan hal yang dapat menimbulkan motivasi yang kuat dalam perkembangan kepribadian anak kelak di kemudian hari, Dalam proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya, stres juga sangat berpengaruh terhadap anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orangtua dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.

- Faktor keluarga dan adat istiadat

Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder,

 pendidikan ayah/ibu yang baik dapat menerima informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan, dan pendidikan yang baik pula, jumlah saudara yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak, jenis kelamin dalam keluarga seperti apad masyarakat tradisonal masih banyak wanita yang mengalami malnutrisi sehingga dapat menyebabkan angka kematian bayi meningkat, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu, agama, urbanisasi yang banyak menyebabkan kemiskinan dengan segala permasalahannya, serta kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain-lain.

 C.    Perkembangan Anak Usia 3 Tahun

Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.

Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak  usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek  peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi – operasi, yaitu :

 

a)    Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan –  hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.

b)    Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat   dalam suatu keadaan.

c)      Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.

Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.

 a. Perkembangan Memori

Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan – keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori yang penting, yaitu :

·      Rehearsal (Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.

·    Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.

·     Imagery (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang.

·      Retrieval (Pemunculan Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali sebuah meori, mereka akan menggunakannya secara spontan.

Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak sebelumnya.

b. Perkembangan Pemikiran Kritis

Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif dan evaluatif.

 c.      Perkembangan Kreativitas

Dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.

 d. Perkembangan Bahasa

Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat.

 e. Perkembangan Psikosial

Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan  yang dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak berada di sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing (kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia kawan dan belajar peraturan – peraturan yang berlaku. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya.

 Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru. Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.

 1. Perkembangan Pemahaman Diri

Pada tahap ini, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami perubahan yang sangat pesat. Ia lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada melalui karakteristik eksternal.

 2. Perkembangan Hubungan dengan Keluarga

Dalam hal ini, orang tua merasakan pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anak mereka berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan periode sebelumnya, karena rata-rata anak menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.

 3. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya

Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu. Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan terkadang terdapat duatu grup/kelompok. Anak idak lagi puas bermain sendirian dirumah. Hal ini karena anak mempunyai kenginan kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.

 v   Stimulasi perkembangan yang perlu diberikan :

 

1.   Melatih anak berjalan mengikuti garis lurus.

Latihlah anak berjalan mengikuti garis lurus, misalnya sepanjang garis pada lantai. tunjukkan bagaimana menggunakan kedua tangan untuk menjaga keseimbangan.

 

2. Membantu anak belajar melompat dengan satu kaki.Ajarilah anak melompat dengan satu kaki seperti pada waktu main engklek. Mula-mula anak perlu dipegang tangannnya. Lama-kelamaan biarkan ia melakukannya sendiri.

 

3. Membantu anak belajar melempar benda kecil ke atas.Ambillah benda kecil yang ringan, kemudian tunjukkan cara melemparkan benda tersebut ke atas dan cara menjatuhkan benda ke dalam kaleng.

 

4. Membantu anak belajar menggunting dan membuat buku cerita dengan gambar tempel.Tunjukkan kepada anak cara mengunting gambar dari majalah/koran/buku bekas. Ajarilah anak untuk menyusun dan menempelkan gambar tersebut pada kertas, sehingga membentuk suatu urutan cerita.

 

5.      Melatih anak belajar “menjahit”Tempelkan sebuah gambar pada karton. Lubangilah karton tersebut dengan sebuah paku disekeliling gambar tersebut. Ambillah tali sepatu/tali rafia yang salah satu ujungnya telah disimpulkan. MAsukkan ujung lainnya ke dalam lubang-lubang tersebut menyerupai gerakan menjahit. MIntalah anak untuk menirukannya.

 

6. Mintalah anak menggambar dan menulis.Tunjukkan kepada anak cara membuat garis dan bulatan menjadi gambar rumah, tonggak, matahari, bulan dan sebagainya. Tunjukkan pula cara menulis huruf dan angka, serta menulis namanya. Latihlah agar ia sedikit demi sedikit dapat menggambar dan menulis.

 

7. Melatih anak mengenal huruf dan angkaUntuk membantu anak mengenal huruf dan angka, buatlah potongan-potongan karton sebesar kartu. Tuliskan angka 1 – 10 dan huruf A, B, C dan seterusnya pada potongan-potongan karton tersebut satu persatu, dan ajarkan cara menyebutnya.

Mintalah kepadanya untuk mencari dan menemukan tulisan yang sama di majalah/koran/buku. latihlah anak, sampai ia mengenal semua huruf dan angka dengan baik.

 

8. Melatih anak mengenal bentuk dan warna Sediakan kertas berwarna, karton, gunting, dan lem. guntinglah kertas berwarna menjadi bentuk, misalnya segitiga, segi empat, lingkaran dan sebagainya. BIcarakanlah dengan anak mengenai perbedaan bentuk dan warna, serta tunjukkan cara membuat gambar tempel. Mintalah anak menempelkan bentuk berwarna tersebut pada karton.

 

9. Memberi  kesempatan kepada anak untuk menceritakan tentang dirinya,dan mengetahui urutan cerita.Buatlah anak agar ia mau menceritakan kejadian yang dialaminya dan apa yang dilihatnya. Bantulah anak dengan lebih dahulu menceritakanya, kemudian mintalah ia melanjutkannya menurut urutanya.

 

10. Melatih anak mengenal perbandingan.Ajarkan kepada anak membandingkan sifat benda, misalnya lebih panjang, lebih pendek, lebih besar, lebih muda, dan sebagainya.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

 

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Seberapa pintarpun seorang anak, yang terpenting adalah mengembangkan akhlak dan kepribadiannya. Jika dasar kepribadian itu terbentuk karena trauma dan akhirnya menghasilkan anak-anak yang seperti robot. Tak berakhlak baik meskipun pintar. Maka tak ada salahnya kita mempertimbangkan lagi apakah sudah tepat menyekolahkannya atau tidak. Pendidikan usia dini juga bisa dilakukan di rumah, jika orangtua memiliki waktu yang cukup dan informasi yang dapat dengan mudah didapatkan baik dari bantuan buku pembimbing ataupun informasi melalui berbagai media.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

1.      Arya, P.K. 2008. Rahasia Mengasah Talenta Anak. Jogjakarta: Think

 

2.      Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga

3.   Anonym. 2007. Prinsip dan Praktek Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat PAUD